DataFakta.com (Kontroversi Publik) | Gresik – Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Gresik sudah dekat, tinggal menghitung hari. Pilbup yang hanya diikuti Pasangan Calon (Paslon) tunggal, hal ini dari awal sangat disayangkan dan banyak mendapatkan sorotan dari kalangan masyarakat Gresik.
Dari mulai kalangan bawah, menengah, hingga kalangan atas di Kabupaten Gresik. Tidak sedikit kalangan masyarakat, baik generasi milenial, hingga praktisi hukum dan sosial politik yang menyuarakan bumbung kosong di Pilbup Gresik.
Dari Pemuda Demokrat Indonesia (PDI) Gresik merupakan salah satu bagian masyarakat yang ikut ambil bagian mengkritisi terjadinya Calon tunggal tersebut.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Pemuda Demokrat Indonesia (DPC-PDI) Kabupaten Gresik, Ach. Shadiqin, sangat menyayangkan terjadinya calon tunggal. Ia juga menyayangkan kurangnya sosialisasi oleh KPU kepada masyarakat terkait adanya kotak kosong sebagai pilihan bagi masyarakat Kabupaten Gresik, sehingga masyarakat sendiri secara swadaya mengkampanyekan bumbung kosong.
Menurutnya, bukan tanpa alasan masyarakat memilih bumbung kosong daripada memenangkan incumbent, karena ia menilai incumbent terbukti tidak bisa bekerja untuk masyarakatnya.
“Mengapa PDI mengajak masyarakat Gresik untuk memenangkan bumbung kosong dalam pemilihan bupati 2024 ini, karena melihat bagaimana kinerja incumbent dalam satu periode kemarin, tidak bisa bekerja untuk Gresik,” kata Ach. Shadiqin pada saat berbincang di Warung Giras yang berada di Surabaya, Rabu (16/10/2024).
Apa yang disampaikannya ini cukup beralasan, lanjut Pengacara Muda tersebut, sebab berbicara soal lapangan pekerjaan saja Bupati Yani menurutnya belum bisa berbuat banyak, hal itu terlihat dari banyaknya protes warga Gresik yang bermukim di dekat perusahaan, terutama sekarang ini warga yang dekat JIIPE, hampir setiap hari ada warga yang melakukan demontrasi terkait tuntutan agar bisa dipekerjakan di tempat tersebut.
“Bicara pengangguran di Kabupaten Gresik ini tidak cukup hanya mengacu pada angka statistik, tapi harus lebih melihat realita di lapangan, seringnya aksi demonstrasi yang dilakukan oleh warga yang kebetulan dekat pabrikan, seperti yang terjadi di daerah Gresik Selatan kemudian yang baru merambah di pantura, kemudian di JIIPE, sering itu demonstrasi menuntut agar dapat di pekerjakan di pabrik-pabrik, karena mereka tinggal di ring satu. Kemudian bisa dilihat pemuda yang tidak mendapatkan pekerjaan, itu bisa di survey pada tempat-tempat berkumpulnya generasi milenial maupun di perkampungan atau pemukiman yang dekat dengan Industri,” jelasnya.
Ia juga melanjutkan apabila warga yang berada atau tinggal di dekat industri saja sampai turun jalanan menuntut perusahaan agar mempekerjakannya, bagaimana yang tinggal di desa-desa yang jauh dari fasilitas kerja, menurut Ach. Shadiqin hal tersebut tentu bagi masyarakat yang jauh dari industri pasti tambah tidak terserap sebagai buruh pabrik, padahal Gresik dikenal sebagai kota industri, tapi pengangguran masih belum bisa terselesaikan dengan baik oleh Pemerintah kabupaten Gresik.
Oleh karena itu, Ketua DPC PDI Gresik itu mengatakan, Yani selama satu periode menjabat telah gagal menyelesaikan problem pengangguran di Gresik.
Pemuda Demokrat Indonesia ini juga mengatakan, kegagalan Yani tidak hanya dalam hal menyelesaikan masalah pengangguran di Gresik saja, tapi masalah pertanian dan jalan yang rusak akibat pembangunan sehingga kerap kali warganya jatuh saat berkendara akibat jalan rusak.
Di bidang Pertanian, lanjut Ketua DPC PDI Gresik itu mengatakan kelangkaan pupuk yang mana hal itu tidak pantas terjadi di Gresik, karena menurutnya Petani harusnya lebih mudah dalam mengakses pupuk sebab industri pupuk terbesar ada di Gresik.
Sekadar diketahui tentang Pemuda Demokrat Indonesia, yang mana merupakan organisasi pemuda independen yang berdiri sejak 31 Mei 1947. Pada awalnya, organisasi ini merupakan sayap pemuda dari Partai Nasional Indonesia (PNI), tetapi sejak 1970-an, Pemuda Demokrat Indonesia telah menjadi organisasi independen dan non-partisan. Dengan landasan ini, Pemuda Demokrat Indonesia selalu mendorong partisipasi pemuda dalam berbagai kegiatan sosial dan politik tanpa keterikatan dengan partai politik mana pun.
Lebih lanjut, Ach. Shadiqin sampaikan tidak hanya soal kemunduran demokrasi dalam fenomena Paslon tunggal di Pemilihan Bupati Gresik ini, namun juga ada perhatian serius yang harus diamati dan dikawal oleh masyarakat.
Kaderisasi yang dapat memunculkan pemimpin melalui ide gagasan, visi, misi membangun kota Gresik dan dipertarungkannya ide gagasan, visi, misi tersebut dalam kontestasi Pilkada Gresik, akan memunculkan dan menumbuhkan pemikiran cerdas kemajuan Gresik kedepan.
Calon tunggal memungkinkan terjadinya pelanggengan menduduki kursi Gresik Satu dan tidak pada memunculkan ide gagasan tentang Gresik semakin maju dan produktif.
Hal itu yang menurut Ketua DPC-PDI Gresik, Ach. Shadiqin, tidak hanya kemunduran demokrasi namun dalam hal ini seakan terjadi sebuah peristiwa gagalnya kaderisasi Partai Politik.
“Partai yang meraih kursi terbanyak di DPRD Gresik pada Pileg 2024 dibuat seakan tidak mempunyai kader terbaik yang pantas untuk melawan incumbent,” pungkas Ach. Shadiqin. (Wandi)
Baca juga :