DataFakta.com (Kontroversi Publik) | Gresik – Di hari kedua (Minggu, 13/10/2024), sedekah bumi Desa Betiting dengan sejumlah agenda, yang di mulai dari kirab tumpeng gunungan pukul 08:00 WIB, dikemas dengan karnaval budaya dan busana serta tarian yang mengikuti musik sound sistem Extravaganza (sound horeg).
Karnaval yang diikuti sebelas peserta, setiap satu peserta mewakili satu RT, dengan satu gunungan tumpeng dari hasil pertanian sebagai wujud mensyukuri berkah rejeki melimpah dan desa yang aman tentram sejahtera.

Start dari alun-alun dan finish kembali ke alun-alun setelah laksanakan kirab tumpeng dan karnaval keliling seluruh jalan kampung Desa Betiting.
Pengunjung sangat antusias membludak di tengah alun-alun Desa Betiting untuk melihat kirab gunungan dan karnaval di tepian alun-alun berjajar sentra UMKM PKK warga Desa Betiting.
Alunan musik DJ sound sistem horeg dan goyangan peserta kirab menambah keseruan, keceriaan dan kebahagiaan bagi peserta dan pengunjung.

Setelah tumpeng gunungan diperebutkan masyarakat yang hadir, kegiatan berlanjut nonton bareng reog yang sudah dipersiapkan oleh panitia penyelenggara.
Kepala Desa Betiting (Musholi), mengatakan, “Semangat warga sudah sulit dikendalikan, sangat antusias, guyub rukun. Mulai pukul 08:00 WIB hingga pukul 12 :15 WIB tidak turun semangatnya,” ujar Musholi.

Lanjut Kata Musholi, “Semua persiapan sudah sangat siap, dari mulai dapur konsumsi, hingga tim kesehatan. Panitia pelaksana kegiatan sedekah bumi patut saya hargai setinggi-tingginya, karena sangat konsisten menjaga dan siaga segala kemungkinan dari rentetan kegiatan mulai hari pertama hingga di hari kedua ini,” kata Musholi.
Tiba saatnya pada agenda nonton hiburan reog dan hiburan wayang kulit dengan lakon Wahyu Dharmo Sejati.
Di kutib dari cerita lakon Wahyu Dharmo Sejati merupakan cerita yang digambarkan tentang Desa Betiting dari sudut perkembangan desa dan sosial masyarakatnya yang berbudaya luhur, guyub dan rukun.

Wahyu adalah anugerah petunjuk dari sang pencipta alam semesta pada manusia terpilih sedangkan Dharma (Dharmo) memiliki makna kebenaran yang absolut yang kekal dan abadi.
Rangkaian cerita wayang kulit dikemas dalam lakon Wahyu Dharmo Sejati yang memiliki makna historis cukup kental tentang anugerah, petunjuk dari sang pencipta alam semesta akan kebenaran yang hakiki atau abadi.
Orientasi cerita wayang kulit lakon Wahyu Dharmo Sejati merupakan sebuah petunjuk atau anugerah yang memiliki peran sentral pada sisi moral, sosial serta adab (kebiasaan) yang membentuk karakteristik manusia dalam peradaban. (Wandi)
Baca juga :