Nilai Religius Mengandung Makna Ekologis Dan Kearifan Lokal Dalam Sedekah Bumi Dusun Tenggor

ahmadsriyono0022
Img 20241123 Wa0187

DataFakta.com (Kontroversi Publik) | Gresik – Tradisi sedekah bumi Dusun Tenggor, Desa Tenggor Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik. Tradisi ini tidak hanya memiliki nilai-nilai religius, tetapi juga mengandung makna ekologis dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Sedekah bumi adalah tradisi yang mengakar dalam budaya Jawa dan unsur kearifan lokal yang putut dilestarikan agar generasi akan datang tetap mengenal cikal bakal berdirinya perkampungan kecil bernama Tenggor.

Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan keberkahan alam yang diberikan. Sedekah bumi juga mencerminkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, di mana manusia diharapkan menjaga dan merawat alam sebagai bagian dari tanggung jawabnya.

Giat tersebut dilaksanakan pada Sabtu, (23/11/2024), para petani dan warga setempat berkumpul di suatu tempat yang dianggap sakral (punden) atau yang di anggap cikal bakal desa dengan membawa peralatan musik Jawa (gamelan), wayang kulit ketokohan serta membawa sejumlah masakan hasil bumi seperti polo pendem, ambeng krayahan, bubur merah, bubur putih, jajan pasar, panggang ayam dan lain lain. Kemudian prosesi di lokasi cikal bakal ditutup dengan berdoa bersama untuk memohon berkah kepada sang pencipta alam semesta.

Setelah berdoa warga melanjutkan dengan prosesi membagikan hasil bumi kepada masyarakat yang hadir. Tradisi ini memberikan pengalaman yang unik dan mendalam.

Di tempat terpisah, menurut keterangan dari salah satu warga (Sunardi 34 thn ) menceritakan secara singkat sejarah Desa Tenggor menurut cerita yang di dengar secara turun temurun dari orang tua terdahulu, bahwasanya warga disini dulunya sering ke senggol-senggol (ke tenggor-tenggor : Bahasa Jawa) hingga menetap di tempat yang sekarang bernama Dusun Tenggor.

Baca Juga :  PTSL Kelurahan Banaran Kecamatan Babat, Sukses Dilaksanakan

“Jaman biyen mas, ceritane mbahku yo warga kene iku sering ketenggor tenggor, dadi para tokoh jaman biyen gawe sebutan deso kene Tenggor, ngunu ceritae deso kene,” katanya.

Adapun disebutkan bahwa cikal bakal (pendiri) Dusun Tenggor dengan beberapa sebutan dipantaranya sebagai berikut, Eyang Komploh, Eyang Suruh, Eyang Klowok, ketiga nama sesepuh tersebut sejatinya satu atau yang dikenal oleh masyarakat Desa Tenggor dengan sebutan Mbah Kaji.


Sementara itu menurut Kepala Desa (Kades) Desa Tenggor Kowianto menjelaskan bahwa, “Kegiatan sedekah bumi sendiri memiliki signifikansi yang mendalam bagi masyarakat setempat. Selain mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, dan kepedulian terhadap alam. Dalam era globalisasi ini, penting bagi masyarakat di Dusun Tenggor untuk mempertahankan dan mempromosikan tradisi ini agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” terangnya.

Lanjut Kowi panggilan akrab Kepala Desa Tenggor bahwasanya tradisi sedekah bumi di Dusun Tenggor merupakan contoh nyata tentang bagaimana kearifan lokal dan nilai-nilai keagamaan dapat saling menyatu dalam sebuah tradisi yang indah.

“Tradisi ini tidak hanya memberikan manfaat spiritual dan ekologis, tetapi juga memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya. Dengan usaha kolektif dari masyarakat lokal, pemerintah, dan pihak terkait, tradisi ini dapat terus dilestarikan dan diapresiasi oleh generasi yang akan datang,” pungkasnya.

Acara sedekah bumi Dusun Tenggor mulai pagi hingga sore hari dan pada saat prosesi berbagi keberkahan hasil pertanian dusun Tenggor mendapat keberkahan turun hujan sehingga suasana semakin sejuk dan harmonis.

Kemudian pada malam hari kegiatan sedekah bumi akan ada pagelaran seni budaya Ludruk dalam cerita Babat tanah dusun Tenggor makmur gemah Ripah loh jinawi membangun Dusun dan Desa. (Wandi)
Baca juga :

Baca Juga :  Bank BRI Lamongan, Serahkan CSR Kepada Ponpes Sunan Drajat Lamongan, Baca Beritanya !!!

https://data-fakta.com/kontroversipublik/2024/11/24/beredar-story-whatsapp-sebut-ketua-dpd-psi-lamongan-ahmad-sandi-php-soal-saksi/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *