BOJONEGORO || DATA FAKTA.com – Aktivitas galian C atau pertambangan dengan modul mencetak lahan baru di Kabupaten Bojonegoro marak dilakukan, Salah satu diantaranya Dusun Donggi Di Desa Ngrandu Kecamatan Kedungadem Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.
Meskipun kegiatan tersebut memiliki risiko tinggi dan berdampak besar terhadap lingkungan, nyatanya aktivitas tambang yang diduga ilegal tersebut hingga kini masih terus beroperasi dengan nyaman
Keberadaan aktivitas tambang liar di Desa Ngrandu ini, sebelumnya berlokasi di desa Balongcabe, yang berujung bermasalah dengan warga setempat, lantaran saat melakukan galian mendapat komplin dari warga karena saat melakukan galian saat menggaruk pipa paralon warga yang berada di sawah, dan akhirnya di demo warga, kemudian aktivitas tersebut pindah di desa sebelah, yakni di dusun Donggi desa Ngrandu kecamatan Kedungadem kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, Aktifitas galian C ini perlu mendapat perhatian penuh dari Pemprov Jatim maupun Polda Jatim dalam melakukan penertiban.
Diduga keberadaan tambang tersebut menjadikan dampak keresahan masyarakat maupun dampak sosial serta dampak lingkungan yang berkepanjangan.
Menyikapi maraknya aktivitas tambang galian C, Pemkab Bojonegoro dan aparat penegak hukum (APH) terkesan lemah dalam menyikapi, kenapa tidak, faktanya aktifitas tambang tersebut masih berlangsung secara masif.
“Pengakuan dari warga masyarakat setempat bahwa tambang galian C dengan modus mencetak lahan pertanian baru, di Desa Ngrandu Kecamatan Kedungadem memang belum ada izin, galian C Sebelumnya pernah di demo warga Balongcabe di karnakan waktu pengerukan tanah mengenai pipa paralon warga yang di tanam di bawah tanah” ungkapnya, pada media (24/10/2024).
Seperti diketahui, pada pasal 158 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, disebutkan bahwa orang yang melakukan penambangan tanpa izin dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000.000.
Spesifikasinya di atas meliputi pertambangan tanpa Izin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Pertambangan Rakyat (IPR) atau Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagaimana dimaksud Pasal 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1) atau ayat (5).
Termasuk juga setiap orang yang memiliki IUP pada tahap eksplorasi, tetapi melakukan kegiatan operasi produksi, dipidana dengan pidana penjara diatur dalam pasal 160.
Sementara untuk tarif Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C paling tinggi sebesar 20% (dua puluh persen). Tarif Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Pajak galian golongan C merupakan salah satu bagian dari pajak kabupaten/ kota. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Selanjutnya dasar pengenaan Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C adalah nilai jual hasil eksploitasi bahan galian golongan C. Nilai jual sebagaimana dimaksud dihitung dengan mengalikan volume/tonase hasil eksploitasi dengan nilai pasar atau harga standar masing-masing jenis bahan galian golongan C.(Yd/Ar/Red)
Eksplorasi konten lain dari DatafaktaCom
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.